Yanggak tahu alasan kenapa kalian lebih memilih menulis dengan posisi buku miring, jawaban terbaik adalah "Udah dari sananya gue nulis gini". Kadang ane juga gak tau kenapa posisi buku saat nulis harus dimiringin. Berarti emang dari SANA nya ditakdirkan begini. Yang tadinya nulisnya dengan kedaan lurus tiba-tiba jadi miring gara-gara HAMPIR
Menulis buku adalah pekerjaan dengan proses yang panjang. Untuk membuat naskah berwujud buku, masih ada kegiatan penyuntingan, pengaturan tata letak, dan pencetakan, serta penerbitan buku. Dalam prosesnya, si penulis bisa menyunting dan mengatur tata letak secara mandiri, sebelum karyanya melalui proses editing dan layouting di suatu penerbit buku”. Setelah proses menulis buku selesai, penulis masih memiliki banyak pekerjaan. Selesai menulis buku bukan berarti selesai bekerja. Penulis masih punya banyak tugas, misalnya menyunting tulisannya sendiri dan mengatur tata letak. Memang, kedua pekerjaan itu bisa ia serahkan kepada pihak penerbit. Namun tidak ada salahnya jika ia mau berusaha sendiri terlebih dahulu, kemudian menyerahkan penyuntingan dan pengaturan tata letak lebih lanjut kepada penerbit. Jadi penerbit tinggal menyempurnakan pekerjaan yang telah dilakukannya. Dalam tulisan ini akan dibahas tata cara layouting secara mandiri dengan Microsoft Word. Dengan cara-cara ini, penulis dapat mengekplorasi kemampuannya dalam mengatur tata letak tulisan. Nantinya ia tidak hanya pandai menulis, tetapi juga membuat tulisannya rapi dan enak dilihat. Bagaimana cara mengatur tata letak sendiri? Caranya mudah sekali, yaitu dengan memanfaatkan program Microsoft Word. Ternyata program pengolah kata ini tidak hanya dapat digunakan untuk menulis, tetapi juga mengatur tata letak. Layouting dengan Microsoft Word dapat dilakukan dengan menempuh beberapa langkah berikut. Ambil sebuah buku yang telah dicetak dan perhatikan tiap-tiap halamannya. Semua halaman hendaknya diamati dengan baik, mulai dari halaman judul bagian depan hingga bagian belakang. Cermati dengan baik tiap-tiap letak huruf yang ada dan contohlah layouting buku tersebut. Mulailah bekerja dengan mengatur lebar halaman kertas. Biasanya ukuran kertas untuk buku adalah 14,5 cm x 21 cm; 13 cm x 19 cm; 14 cm x 20 cm; dan sebagainya. Gunakan saja ukuran yang diinginkan atau sesuaikan dengan ukuran yang biasa digunakan oleh penerbit yang dipilih untuk menjadi mitra. Setelah mengatur lebar halaman, atur pula margin dengan besaran 2 cm di setiap sisinya. Perlu diketahui bahwa mirror margin tidak perlu diatur, sebab penggunaan margin rata lebih aman untuk tata letak tulisan. Lihat kembali naskah buku, lalu atur halaman judul dan balik halaman judul. Dalam mengatur kedua halaman tersebut tidak ada aturan tertentu. Namun penting bagi penulis untuk melihat hal-hal yang perlu dicantumkan dalam kedua halaman tersebut. Biasanya halaman judul memuat judul, subjudul jika ada, dan nama penulis. Tulis pula ukuran buku dan jumlah dan logo penerbit beserta tahun penerbitan bisa dicantumkan setelah naskah diperiksa oleh penerbit buku. Begitu pula dengan tim kerja yang menyempurnakan naskah. Penulis juga bisa menambahkan pernyataan hak cipta. Pernyataan tersebut bisa dicontoh dari buku-buku yang telah diterbitkan. Pada dasarnya pernyataan hak cipta untuk setiap buku adalah sama. Pastikan bahwa semua halaman ganjil akan ada di sebelah kanan saat dicetak. Saat memasuki bagian teks, penting untuk melihat isi termasuk pendahuluan. Tahapan pertama perombakan isi dimulai dari penyusunan paragraf. Layouting paragraf penting untuk diseragamkan dari awal hingga akhir tulisan. Hal ini mencakup menjorok atau tidaknya paragraf. Selanjutnya, pilih jenis huruf dan ukurannya, indent spacing, dan spasi antarbaris. Penulis bisa menyesuaikan hal ini dengan ketentuan dari penerbit pilihannya. Ia juga bisa mengatur sendiri sesuai seleranya asalkan tulisannya tetap jelas, enak dibaca, dan enak dipandang. Biasanya font yang digunakan adalah font golongan serif, yakni yang ujung-ujung hurufnya runcing. Namun jika penulis ingin bukunya berwujud elektronik, ia dapat menggunakan font yang lebih nyaman untuk dibaca. Masih dalam tahapan pengaturan paragraf, penulis dapat mengubah gaya paragraf. Caranya, ia bisa menandai sebuah paragraf dengan blok lalu menekan tombol styles yang muncul di sekitar paragraf. Penulis dapat membuat gaya penulisan paragraf sendiri dengan memilih bagian Create a Style. Ketika muncul bar perintah untuk memberi nama, tuliskan nama dan klik OK. Paragraf akan muncul dengan gaya tampilan sesuai yang diinginkan. Selanjutnya, pilih paragraf berikutnya, tanamkan kursor di salah satu baris paragraf dan lihat pada bagian Standard Toolbar, lalu klik style yang baru saja dibuat. Otomatis paragraf tersebut akan berubah format seperti paragraf sebelumnya. Lebih mudahnya, penulis dapat menandai semua paragraf dengan blok kemudian memilih gaya penulisan paragraf sesuai dengan yang baru saja dibuat. Hal ini lebih cepat dan efisien karena dalam suatu isi buku terdapat banyak sekali paragraf. Penulis dapat pula mengubah gaya penulisan judul dan subjudul seperti mengubah gaya penulisan paragraf dengan melakukan langkah yang sama seperti langkah 9-10. Untuk pengaturan lebih lanjut mengenai tata letak buku, penulis dapat melakukan convert ke PDF atau EPUB. Biasanya program EPUB akan lebih ketat dalam memandu penulis mengatur tata letak tulisan dari naskah yang telah ditulis. Hasil pengaturan tata letak juga lebih rapi jika penulis menggunakan program EPUB. Dengan begitu, penulis juga sudah sedikit dimudahkan ketika akan mempublikasikan buku dalam bentuk elektronik, di samping mencetak dan menerbitkannya. Langkah-langkah di atas dapat dijadikan panduan bagi seorang penulis dalam mengatur tata letak tulisannya. Tidak hanya menulis buku dengan merangkaikan kata-kata atau kalimat hingga selesai, penulis juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa tulisannya layak terbit. Dengan melakukan penyuntingan dan pengaturan tata letak secara mandiri, ia dapat memperlihatkan bahwa ia telah berhasil menulis buku dengan baik. Sudah pasti hasil kerja seorang penulis yang lebih rapi dan lebih tertata akan lebih meyakinkan penerbit yang akan dijadikan sebagai mitranya Perlu diperhatikan bahwa pada dasarnya pekerjaan seorang penulis tidak akan berhenti ketika selesai menulis buku saja. Ia juga perlu melakukan penyuntingan tulisan dan pengaturan tata letak secara mandiri. Selebihnya, ia bisa menyerahkan hasil kerjanya ke penerbit yang menjadi mitranya untuk proses penyempurnaan. Penerbit buku kemudian akan memberikan penilaian kelayakan buku dapat dilakukan dengan memberikan respon atau masukan kepada penulis. Lebih lanjut, penerbit yang setuju dan menerima hasil karya penulis dapat mencetak dan menerbitkan buku yang ditulisnya. Referensi diakses pada tanggal 14 Juli 2016 pukul 0900 WIB [Wiwik Fitri Wulandari] PenerbitBuku - Menulis buku merupakan salah satu keinginan masyarakat yang tidak dapat semua orang untuk melakukannya. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dengan cara menulis buku yang baik dan benar. Maka langkah awal yang wajib Anda ketahui ketika hendak menulis buku adalah cara untuk menulisnya. Nggak sulit loh ternyata menulis buku
Penerbit Buku – Menulis buku merupakan salah satu keinginan masyarakat yang tidak dapat semua orang untuk melakukannya. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dengan cara menulis buku yang baik dan benar. Maka langkah awal yang wajib Anda ketahui ketika hendak menulis buku adalah cara untuk menulisnya. Nggak sulit loh ternyata menulis buku itu! Bahkan dapat dilakukan bagi Anda yang masih pemula. Jadi, pernahkah Anda terbesit untuk menulis buku tapi merasa sulit? Atau tidak tahu caranya? Nah informasi kali ini sangat berguna untuk kalian yang ingin menulis buku dengan mudah dan cepat. 1. Munculkan Ide Menarik2. Buatlah Kerangka Buku3. Pikirkan Target Pembaca4. Buat Target Waktu Penulisan5. Sering Latihan6. Refresing7. Menulis Buku Sesuai Kriteria PenerbitTips Menulis Buku bagi Pemula yang Baru Belajar1. Perhatikan Cara Penulisan2. Buat Sub Bab Sesuai Tempatnya3. Pembahasan yang Lengkap4. Gaya Penulisan5. Memenuhi Syarat 1. Munculkan Ide Menarik Pertama-tama yaitu mencari ide yang menarik. Tidak perlu pusing untuk menemukan sebuah ide. Ide dapat ditemukan disekitar kita loh. Bisa dari pengalaman, kesukaan, kebutuhan masyarakat, dan pekerjaan. Menemukan ide ini menjadi dasar konsep dari buku yang akan ditulis. Kemudian Anda dapat melakukan sebuah riset. Riset ini akan memberi suatu gambaran pasti yang akan ditulis. Riset dapat dilakukan dengan cara mengunjungi toko buku atau dari internet. 2. Buatlah Kerangka Buku Kerangka buku berguna sebagai pedoman penulis untuk mengembangkan tiap gagasan mejadi isi yang utuh. Ternyata dengan membuat kerangka dapat meminimalisir kebingungan atau stuck di tengah jalan loh. Kerangka buku inilah menjadi pengarah untuk mengembangkan konsep. Dengan demikian, kita akan semakin terarah ketika menjabarkan kerangka menjadi isi yang lebih terstruktur. 3. Pikirkan Target Pembaca Nah kalau cara menulis buku berikutnya ini sangat penting untuk dipertimbangkan. Membuat buku tentu memiliki tujuan. Tujuan inilah yang menentukan target siapa yang akan membaca buku. Misal target Anda adalah anak-anak, maka menulis buku dengan pembahasan yang cocok untuk anak-anak, bisa dongeng, cerita, atau materi belajar anak-anak. Target ini sangat penting agar buku yang Anda tulis banyak peminatnya. Bagimana jika menulis buku tetapi sedikit pembaca? Tentu menulis buku terasa sia-sia saja bukan? Untuk itu tentukan kira-kira siapa target pembaca buku Anda! 4. Buat Target Waktu Penulisan Setelah menentukan siapa target pembaca, Anda perlu menarget kapan saja waktu untuk menulis. Cara ini membantu kedisiplinan dalam menulis buku. Jangan sampai menulis Anda tertunda karena tidak ada rincian waktu untuk menulis! Nanti bisa-bisa buku nggak jadi-jadi deh, parahnya lagi dapat terbengkalai. Target waktu ini juga dapat memperlancar proses penyelesaian buku kita. Buku akan selesai pada waktunya. 5. Sering Latihan Pernah mendengar orang mengatakan kok kamu bisa sih? Iya soalnya sudah biasa. Nah latihan menulis juga diperlukan ketika kita ingin menulis sebuah buku. Cara menulis buku tidak akan lengkap jika tidak melakukan latihan. Keuntungan dari latihan ini adalah kita akan jadi terbiasa dengan apa yang dilakukan. Misalnya, seorang penyanyi memerlukan latihan agar kemampuan dalam bernanyi semakin tinggi. Begitu pula dengan menulis buku, kita akan lebih mudah menulis ketika sudah terbiasa dengan sering melakukan latihan. 6. Refresing Tiba-tiba berhenti menulis di tengah jalan karena bingung mau menulis apa lagi? Refresing menjadi pilihan yang tepat. Kita perlu menyegarkan otak ketika kita merasa bingung mau nulis apa lagi. Mulailah untuk melakukan aktivitas yang dapat membuat otak menjadi lebih segar! Perlu Anda ketahui, betapa pentingnya merefresing diri. Hal ini dikarenakan otak kita memiliki titik lelah ketika dipaksa untuk berpikir secara terus-menerus. Tadi sudah disinggung pula mengenai target waktu. Target waktu akan membantu Anda dalam proses berpikir yang cukup. Jadi, menulis buku akan terasa lebih enjoy. 7. Menulis Buku Sesuai Kriteria Penerbit Menulis buku tidak afdol rasanya jika buku yang kita buat tidak diterbitkan. Selain agar buku yang kita buat dapat dibaca banyak orang, ternyata menerbitkan buku memiliki berbagai keuntungan loh! Berikut keuntungannya Menjadi ladang penghasilan. Ternyata dengan kita menerbitkan buku, kita akan mendapatkan penghasilan dari penjualan personal branding. Keuntungan yang juga dapat diperoleh adalah meningkatkan citra dan karir angka kredit. Bagi seorang guru atau dosen, menerbitkan buku dapat menambah angka kredit yang diperlukan untuk kenaikan pangkat atau yang luar biasa. Ketika kita menerbitkan buku dan buku tersebut dibaca oleh orang lain, secara tidak langsung kita telah mentransfer ilmu kita ke orang lain. Baca juga Cara Membuat Artikel Enak Dibaca untuk Pemula Tips Menulis Buku bagi Pemula yang Baru Belajar Selanjutnya, bagaimana sih cara menulis buku enak dibaca yang sesuai dengan kriteria penerbit? 1. Perhatikan Cara Penulisan Anda perlu memahami bagaimana sistematika dan struktur tulisan. Membuat sistematika serapi mungkin agar enak dibaca. Hal ini juga dapat meningkatkan antusias pembaca. Sistematika dan struktur yang baik akan cepat dilirik oleh penerbit. Dengan begitu buku Anda akan cepat terbit dan dianggap sebagai tulisan yang berkualitas. 2. Buat Sub Bab Sesuai Tempatnya Kalau yang satu ini sangat berpengaruh terhadap kualitas tulisan Anda. Dilihat dari segi urutan sub bab perlu ditempatkan sesuai dengan tempatnya. Misal nih, buku yang kita buat terdapat latar belakang, jika ditempatkan pada bab akhir tentu tulisan kita akan menjadi aneh untuk dibaca. Maka dari itu, menempatkan sub bab harus sesuai dengan tempatnya agar pembaca memahami sesuai susunannya. 3. Pembahasan yang Lengkap Pada segi kelengkapan, penulis perlu memperhitungkan apakah tulisan yang dibuat sudah lengkap. Jika tidak, maka buku tersebut kurang informatif. Misalkan saja, Anda membuat buku 8 resep makanan khas Jawa Tengah. Pembahasan dari buku harus mencakup 8 resep makanan khas Jawa Tengah. Kurang satu resep saja sudah dipastikan buku kurang berkualitas dari segi kelengkapan. 4. Gaya Penulisan Cara menulis buku supaya cepat terbit juga dinilai dari bagimana gaya penulisan. Penting untuk menulis dengan gaya bahasa sendiri. Hal tersebut akan membuat rasa enjoy atau menikmati ketika kita sedang menulis. Perlu diketahui, bahwa masyarakat cenderung lebih menyukai gaya penulisan yang mudah dipahami. Mereka akan malas membaca ketika tulisan yang kita buat sulit untuk dipahami. Misal ketika kita menulis buku tentang cerita anak-anak. Maka buatlah gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami untuk anak-anak. Jika gaya bahasa terlalu tinggi seperti tulisan ilmiah, maka pembaca akan merasa bingung dengan maksud dari pembahasan. 5. Memenuhi Syarat Cara menulis buku berikutnya adalah memenuhi syarat. Syarat ini diperlukan agar tulisan Anda sesuai dengan kriteria dari penerbitan. Umumnya, syarat ini ditentukan dari setiap penerbit masing-masing baik penerbit buku indie maupun mayor. Syarat ini biasanya mencakup Jarak antar baris atau fontJumlah halaman bukuTema sesuai kebutuhan target pembacaDaftar pustaka sebagai sumber penulis Nah itulah cara menulis buku yang mudah untuk dilakukan baik pemula maupun profesional. Menulis buku yang berkualitas hingga terbit tentu membuat kebanggan tersendiri. Karya kita akan lebih dikenal luas oleh masyarakat. Mulailah untuk menulis buku dengan tips yang kami berikan! Semoga bermanfaat! Artikel lainnya Cara Membuat Ringkasan
3 Dengan kegiatan membaca permulaan pada tayangan google slide saat google meet, siswa mampu mendemonstrasikam cara meletakkan buku yang tepat saat menulis dengan disiplin. 4. Dengan tayangan google slide saat google meet siswa mampu mengelompokkan benda, dengan cara mendemonstrasikan jarak yang baik antara mata dan media menulis, dengan benar. 5.
Penulisan Daftar Pustaka, Urutan, dan Contoh Menulis Daftar Pustaka yang Benar – Dalam bahasa Indonesia ada istilah yang namanya daftar pustaka. Anda tentu sudah sangat familiar dengan istilah yang satu ini. Daftar pustaka dapat dilihat pada halaman terakhir sebuah buku, baik itu buku fiksi maupun non fiksi. Penulisan daftar pustaka berbeda dengan menulis kalimat biasa. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menulis daftar pustaka. Ketentuan ini sudah diatur dalam kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, atau sesuai EYD. Dalam menulis daftar pustaka juga harus sesuai dengan urutan komponen yang ada di dalamnya. Penulisan Daftar PustakaDaftar IsiPenulisan Daftar PustakaManfaat Daftar PustakaTata Cara Penulisan Daftar PustakaUrutan Daftar PustakaContoh Penulisan Daftar Pustaka Daftar Isi Penulisan Daftar Pustaka Manfaat Daftar Pustaka Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka Urutan Daftar Pustaka Contoh Penulisan Daftar Pustaka Sebelum membahas terkait penulisan daftar pustaka, ada baiknya Anda paham apa definisi daftar pustaka itu sendiri. Secara umum, daftar pustaka merupakan daftar rujukan atau referensi buku-buku ilmiah yang mendukung penulisan sebuah karya tulis, utamanya karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah harus bisa dibuktikan dengan berbagai teori yang mendukung. Maka dalam karya tulis ini harus ada daftar pustaka dengan buku referensi yang bisa dibuktikan. Ketika buku referensi tidak bisa dibuktikan, maka karya tulis tersebut akan susah diterima. Daftar pustaka ini juga punya istilah lain dalam bahasa Indonesia. Apa saja itu? Ada sumber pustaka, referensi, rujukan, dan pranala. Istilah yang paling sering ditemui adalah daftar pustaka dan referensi. Perlu diketahui jika daftar pustakanya adalah buku, maka ada tiga jenis sumber buku yang biasanya dicantumkan dalam halaman daftar pustaka. Apa saja jenis yang dimaksud tersebut? Buku Dasar Sebelum masuk ke tema khusus atau pokok bahasan utama, tentu dalam buku yang Anda tulis ada bahasan garis besarnya. Bahasan ini disebut dengan bahasan umum yang nanti arahnya juga tetap pada pokok bahasan utama. Untuk pembahasan umumnya ini, maka digunakan buku dasar sebagai sumbernya. Buku yang digunakan adalah yang tidak terlalu spesifik, namun tetap membahas pokok bahasan utama karya tulis. Buku Khusus Kedua ada buku rujukan khusus. Buku yang harus digunakan dengan kategori khusus ini adalah buku yang membahas pokok utama. Buku ini tentu harus lebih spesifik membahas tema atau judul yang Anda buat. Buku Pelengkap Terakhir ada buku pelengkap. Sesuai namanya, buku jenis ini hanya difungsikan untuk melengkapi karya tulis yang sedang digarap. Tema bukunya pun tidak harus menyesuaikan dengan tema pokok bahasa. Bahkan bisa sangat berbeda jauh, namun tetap punya inti manfaat di dalamnya. Manfaat Daftar Pustaka Sebelum beranjak ke pembahasan tata cara menulis daftar pustaka, Anda harus tahu bahwa penulisan ini pasti punya manfaat dibaliknya. Beberapa manfaatnya adalah sebagai berikut Etika Penulisan Kaidah bahasa Indonesia sudah menentukan berbagai aturan penulisan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pada penulis dengan sumber yang sudah dipusatkan. Aturan tersebut juga dikenal dengan etika kepenulisan. Etika penulisan juga menjadi rujukan para pakar dalam menilai sesuai atau tidaknya karya tulis yang dibuat. Maka menulis daftar pustaka dengan baik dan benar adalah sebuah keharusan, yang akan menentukan baik atau tidaknya tulisan yang sudah Anda buat. Dengan begitu, Anda sudah memenuhi etika penulisan yang baik sesuai kaidah. Simbol Terima Kasih Karya yang Anda buat akan diterima dengan baik apabila sumber dan kebenarannya bisa dibuktikan. Ini menjadi salah satu tantangan untuk Anda mencari buku rujukan yang sudah dibenarkan. Tentunya saat menggunakan rujukan ini tidak bisa secara diam-diam saja. Untuk itu, Anda bisa mengucapkan rasa terima kasih pada buku rujukan yang sudah digunakan dan mendukung selesainya penulisan karya tulis. Menulis daftar pustaka ini juga bisa menjadi simbol ucapan terima kasih pada para penulis buku rujukan. Para penulis buku rujukan akan merasa karyanya dihargai dan digunakan dengan semestinya, sehingga ilmunya pun tidak berhenti pada bukunya saja. Daftar pustaka akan menjadi bahasa tersirat untuk mengungkapkan rasa terima kasih Anda. Pendukung Ide Sering kali dalam menulis karya tulis, dibutuhkan contoh atau ide agar tulisan semakin menarik dan layak baca. Menentukan ide pun tidak harus didapat dari kondisi sekitar. Anda juga bisa mendapatkan ide menarik dari buku referensi yang dibaca. Apalagi jika tema karya yang akan ditulis punya kesamaan kasus dengan buku referensi, maka Anda hanya perlu memoles atau memodifikasi dengan baik agar terlihat unik. Dari sini dapat diketahui bahwa buku-buku dalam daftar pustaka punya peran yang cukup penting. Buku rujukan yang ditulis daftarnya pun bisa menjadi pendukung penulisan karya tulis Anda. Selain menjadi ide kepenulisan Anda, orang lain yang membaca buku Anda pun bisa saja terinspirasi saat melihat daftar pustaka yang ditulis di sana. Dengan begitu, Anda jadi bisa berbagi ide dengan orang lain. Pembuktian Data Penulisan karya tulis ilmiah, tentu harus memiliki dasar yang dijadikan bahan menulis. Setiap data di dalamnya juga tentunya harus sesuai. Kecuali jika buku tersebut isinya adalah buku yang seluruhnya fiksi. Untuk bisa membuktikan data yang tercantum adalah benar, maka daftar pustaka inilah yang dijadikan rujukan untuk mencari kebenarannya. Penilai karya tulis ilmiah pun akan dimudahkan dengan sistem kepenulisan rujukan ini. Mereka bisa membuktikan dengan mudah data yang sudah dicantumkan dalam buku karya tulis tersebut. Sebagai Referensi Silang Bagi Anda yang sudah sering terjun dalam kepenulisan karya tulis, mungkin sudah sangat familiar dengan istilah referensi silang. Referensi ini maksudnya adalah ketika Anda harus menyebutkan pada halaman berapa dan dalam buku apa data tersebut diambil. Pencarian dasar penulisan pun jadi lebih mudah ditemukan. Apalagi dalam karya tulis ilmiah memang sering kali penulis harus menunjukkan referensi silangnya. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka Seperti yang dikatakan sebelumnya, daftar pustaka harus ditulis dengan baik dan benar sesuai kaidah bahasa yang baik dan benar. Beberapa komponen dari buku referensi harus dimasukkan. Cara menulisnya juga harus urut dan memperhatikan tanda baca sebaik mungkin. Lantas apa saja komponen yang ada dalam daftar pustaka? Dan bagaimana tata cara penulisan yang benar? Berikut ini bisa Anda simak penjelasannya Nama Pengarang Hal paling utama yang harus Anda tuliskan pada daftar pustaka adalah nama pengarang atau penulis buku referensi tersebut. Adapun penulisan nama ini harus dibalik, kata kedua dari nama diletakkan di depan dan kata pertamanya di belakang. Saat membalik nama tersebut pun, kedua kata dari nama tersebut harus dipisah dengan tanda koma. Contohnya Ani Mulyani menjadi Mulyani, Ani. Jangan lupa untuk mengakhirinya dengan tanda baca titik. Sedangkan untuk nama penulis yang punya 3 kata dalam namanya, maka hanya kata terakhirnya saja yang diletakkan di awal. Kata kedua dan ketiga tidak perlu dibalik dan tidak perlu dipisah dengan tanda koma. Contohnya Setiawati, Vivi Ayu. Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan jika satu buku ditulis oleh dua orang penulis. Lantas, bagaimana cara menuliskan namanya? Nama penulis pertama aturannya mengikuti pembalikan nama seperti pada contoh. Namun, penulis kedua namanya ditulis normal atau sesuai nama aslinya tanpa dibalik dan tanpa mencantumkan tanda koma. Adapun aturan penulisan nama saat buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang, maka hanya nama pertama yang dibalik. Selanjutnya tuliskan dkk atau Lalu, bagaimana jika referensi yang diambil adalah dari penulis yang sama? Untuk menuliskannya, Anda hanya perlu memuat satu baris nama saja. Baris berikutnya, Anda bisa buat garis lurus horizontal berukuran 10 spasi dan diakhiri titik. Contohnya Mulyani, Ani _________ . _________ . Tahun Terbit Dalam daftar pustaka juga harus dicantumkan tahun terbit buku referensi tersebut. Peletakannya setelah nama penulis. Sama halnya dengan nama penulis, penulisan tahun ini juga harus diakhiri dengan tanda baca titik. Contohnya Mulyani, Ani. 2020. Judul Buku Referensi Berbeda halnya dengan dua komponen di atas, kali ini judul buku referensi harus ditulis dengan cetak miring. Dalam aturan MS. Word, yang dipakai adalah tanda I. Namun, kadang kala ada juga yang menuliskannya dengan ditandai garis bawah. Judul ini letaknya tepat di belakang tahun terbit buku referensi. Tanda baca yang digunakan juga adalah tanda titik ., Contohnya Mulyani, Ani. 2020. Membaca Pintar. Kota Terbit Kota terbit atau kota penerbit ini diletakkan setelah tanda titik yang mengakhiri judul buku. Berbeda dengan komponen lain di atas, kota penerbit ini diakhiri dengan tanda baca titik dua . Contohnya adalah Mulyani, Ani. 2020. Membaca Pintar. Semarang Penerbit Komponen terakhir yang harus dimasukkan dalam daftar pustaka adalah nama penerbit buku referensi tersebut. Nama penerbit yang dimaksud adalah nama PT atau percetakan yang menerbitkan buku referensi tersebut, bukan nama orangnya. Letak nama penerbit ini ada di akhir, setelah penulisan kota penerbit. Setelah penulisan nama penerbit, diakhiri dengan tanda baca titik .. Urutan Daftar Pustaka Setelah tahu apa saja komponen yang harus dimasukkan dalam daftar pustaka, maka selanjutnya Anda juga harus tahu bagaimana urutan komponen-komponen itu secara baik dan benar. Urutan ini memang sudah ditetapkan dalam kaidah bahasa dan tidak bisa diubah sesuai selera. Hal ini karena aturan dalam kaidah sudah dipusatkan, sehingga memudahkan para penulis karya ilmiah dalam menulis referensinya. Adapun urutan daftar pustaka dimulai dari Nama penulis Tahun terbit buku referensi Judul buku referensi Kota penerbit Penerbit Komponen berurutan tersebut biasa disingkat dengan NATAJUKOPEN. Singkatan ini akan memudahkan Anda dalam mengingat urutan daftar pustaka yang benar. Dengan begitu, tidak ada lagi alasan lupa urutan komponen dan berakhir dengan penyusunannya yang awur-awuran. Contoh Penulisan Daftar Pustaka Seperti dikatakan di awal, beberapa buku referensi memiliki komponen yang lebih beragam, sehingga penulisannya juga harus diperhatikan dengan baik. Agar lebih mudah mempraktikkan penulisannya, berikut di bawah ini bisa Anda simak beberapa contohnya Mulyani, Ani. 2020. Membaca Pintar. Semarang PT. Adi dan Dimas Aditya. 2007. Pandai Berbahasa. Jakarta Media Hadi dkk. 2016. Damai Dalam Adat. Yogyakarta Publisher. Dari ketiga contoh di atas, sudah ada beberapa variasi penulisan referensi yang berbeda, mulai dari yang penulisnya satu orang, dua orang, hingga banyak orang. Anda bisa sesuaikan dengan buku referensi yang digunakan. Berbagai penjelasan di atas, bisa menjadi acuan wawasan untuk Anda yang masih belum lihai dalam penulisan daftar pustaka. Mari hargai dan buktikan data dalam karya tulis, dengan daftar pustaka yang baik dan benar. Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu Kost Dekat UGM Jogja Kost Dekat UNPAD Jatinangor Kost Dekat UNDIP Semarang Kost Dekat UI Depok Kost Dekat UB Malang Kost Dekat Unnes Semarang Kost Dekat UMY Jogja Kost Dekat UNY Jogja Kost Dekat UNS Solo Kost Dekat ITB Bandung Kost Dekat UMS Solo Kost Dekat ITS Surabaya Kost Dekat Unesa Surabaya Kost Dekat UNAIR Surabaya Kost Dekat UIN Jakarta
Andabisa memilih peletakan nomor halaman di bagian atas atau bawah halaman sesuai yang Anda inginkan. Anda juga bisa menentukan letak halaman di dalam margin atau di posisi kursor terakhir. Pilih letak nomor halaman di bagian samping kanan, tengah atau samping kiri. Anda bisa menentukan gaya penyisipan nomor halaman. 11+ Teknik Menulis Buku Bagi Pemula1. Pemilihan Ide dan Konsep2. Siapkan Outline atau Kerangka Isi Buku3. Lengkap Materi Pendukung Penulisan Buku4. Riset Gaya Penulisan Anda5. Menetapkan Target Waktu Penulisan Buku dengan Time Line6. Drafting Penulisan Naskah Buku7. Mulailah dengan Awal yang Menarik8. Pikirkan Pembaca Anda9. Siapkan Ruang Menulis10. Jaga Motivasi Menulis11. Terus Belajar dan Sering Latihan12. Terbitkan Buku-buku Hasil Karya Anda Teknik menulis buku bagi pemula. Seorang penulis yang ingin menulis buku yang berkualitas, penulis pemula harus mampu menguasai berbagai keterampilan menulis dan berbahasa dengan baik. Hal ini karena menulis buku membutuhkan keterampilan otak yang mampu mengasah kinerja otak dan menstimulasi otak agar dapat berpikir kreatif untuk merangkai kata demi kata. Untuk itu, menulis buku bagi pemula diperlukan latihan dan terus berlatih agar keterampilan menulisnya segera terasah. Karena tak bisa dipungkiri, selain pengetahuan yang luas dan juga wawasan yang luas, penulis membutuhkan keterampilan dan juga pengalaman yang didapatkan dari berbagai latihan yang dilakukan. Oleh sebab itu, teknik menulis buku bagi pemula yang paling utama adalah terus berlatih. Kunci keberhasilan dalam berlatih disebut juga konsisten. Jika penulis pemula rajin berlatih dan juga konsisten, maka hasil tulisannya juga terus meningkat dan ia dapat menulis buku berkualitas sama halnya dengan penulis andal. Lalu bagaimana cara memperoleh keterampilan dan bagaimana cara melakukan latihannya? Diperlukan teknik menulis buku bagi pemula yang tepat agar penulis dapat segera memiliki dan menguasai keterampilan menulis. Dengan demikian, teknik menulis buku bagi pemula juga nantinya akan memudahkan penulis dalam menulis buku-bukunya. 11+ Teknik Menulis Buku Bagi Pemula Di bawah ini ada beberapa hal yang perlu dipelajari penulis pemula sebagai teknik menulis buku bagi pemula. 1. Pemilihan Ide dan Konsep Teknik menulis buku bagi pemula yang harus dilakukan pada awal menulis adalah memilih ide dan konsep tulisan atau isi buku yang paling dekat dengan kehidupan atau pengalaman dan keahlian Anda. Misalnya jika Anda adalah seorang lulusan fakultas pertanian, maka Anda bisa menulis hal-hal mengenai pertanian, teknik panen yang baik, dan lain sebagainya. Anda juga dapat menulis buku yang juga sesuai dengan kesenangan atau hobi Anda, meskipun Anda tidak sekolah atau menempuh pendidikan di studi tersebut. Anda bisa mengeksplor diri dan mencari referensi yang valid mengenai hobi yang akan dituangkan di dalam buku Anda tersebut. Mengapa penulis pemula harus menulis buku yang sesuai dengan pengalaman, keahlian, bidang pekerjaan, atau bahkan hobi? Di bawah ini adalah beberapa alasannya – Penulis pemula harus memilih ide atau konsep untuk isi buku yang memang sesuai dengan bidangnya. Hal ini dilakukan atas tujuan agar penulis memahami betul apa yang akan ditulis, isi yang akan disampaikan, tujuan dan juga maksud dari ditulisnya buku tersebut, dan lain sebagainya. Penulis juga diharap mampu menguasai segmen atau target pembaca mengenai apa yang dibutuhkan dan diinginkan pembaca dari sebuah buku tersebut. Karena berangkat dari pengalaman atau kehidupan sehari-hari, penulis akan dengan mudah menulis dan mendistribusikan buku sesuai dengan targetnya. – Penulis juga sangat harus memahami apa yang disukai masyarakat umum dari isi buku yang disampaikan. Oleh sebab itu, jika penulis menulis hal yang dekat dengan kehidupannya, maka penulis juga mampu menyampaikan tujuan dan maksud dengan baik serta bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat secara umum. Dengan demikian, buku yang Anda tulis tak hanya laku pada segmen tertentu tetapi pada masyarakat secara umum atau secara keseluruhan. 2. Siapkan Outline atau Kerangka Isi Buku Teknik kedua yang perlu dilakukan oleh penulis pemula dalam menulis buku adalah menyiapkan outline atau kerangka isi buku. Selain menyiapkan ide dan konsep, sebelum menulis buku penulis harus membuat daftar isi bukunya. Apa saja yang akan disampaikan atau ditulis dalam buku tersebut harus ditulis secara rinci. Hal ini karena dengan daftar isi buku atau kerangka dan poin-poin yang ditentukan, maka penulis dapat menyusun atau membuat buku sesuai dengan apa yang diinginkan atau sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Rencana isi buku atau yang juga disebut kerangka atau outline ini sangat penting untuk memandu penulis dalam proses penulisan buku. Ketika penulis mengalami kebuntuan; atau stuck dan macet saat menulis, maka penulis bisa melewati poin tersebut dan beralih ke poin atau bagian lain yang bisa dikerjakan terlebih dahulu untuk menghemat waktu. Atau kerangka yang dibuat tersebut juga bisa sebagai arahan bagi penulis, kira-kira apa saja yang akan dijelaskan dan disampaikan pada poin yang telah ditentukan. Dengan adanya outline atau kerangka, penulis dapat lebih terarah dan juga sistematis dalam menulis buku tersebut. Berikut ini adalah berbagai manfaat dari outline atau kerangka isi buku yang harus disusun oleh penulis, baik penulis pemula maupun penulis berpengalaman atau penulis andal – Menjadi arahan atau map yang dapat membantu penulis dalam proses penulisan buku – Kerangka dapat membantu penulis ketika mengalami kemacetan berpikir atau stuck pada bagian tertentu, sehingga dapat menghemat waktu – Kerangka dibuat agar penulis lebih bekerja secara efektif, efisien, dan sistematis Baca Juga Mengembangkan Ide untuk Menulis Buku Merasa Buntu Kehabisan Ide? Teknik Menemukan Ide Menulis Buku Tips Memperkuat Ide Menulis Buku Menemukan Ide untuk Menulis Buku 3. Lengkap Materi Pendukung Penulisan Buku Setelah ide atau konsep sudah ditentukan dan outline atau kerangka selesai dibuat, penulis bisa lanjut masuk ke melengkapi materi pendukung dalam penulisan buku. Teknik menulis buku bagi pemula yang harus dilakukan dan dipahami adalah mengenai data atau materi pendukung yang lengkap. Mengapa demikian, buku yang berkualitas adalah buku yang memiliki isi dan juga pesan yang baik untuk disampaikan kepada pembaca dan dapat diterima oleh pembaca. Oleh sebab itu, penulis haru melengkapi materi dengan cara melakukan riset dan juga pengamatan atau bahkan penelitian. Materi yang didapatkan dari berbagai riset tersebut dikumpulkan dan dijadikan pendukung materi isi buku. Penulis dapat melakukan riset dengan berbagai cara, misalnya mencari buku di perpustakaan, di penelitian terdahulu, internet, penelitian, pengamatan, wawancara narasumber, diskusi, brainstorming, dan lain sebagainya. Setelah semua data didapatkan dan berhasil dikumpulkan, maka penulis harus mengumpulkannya ke dalam satu dokumen atau folder agar proses kerjanya dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Mengapa perlu dilakukan riset? Hal ini agar buku yang ditulis dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis karena validitasnya terjamin. 4. Riset Gaya Penulisan Anda Selain mendapatkan materi pendukung yang juga valid, penulis juga harus memahami atau riset genre gaya penulisan yang sesuai dengannya sendiri. Mungkin Anda sebagai penulis belum mengenal, bagaimana gaya penulisannya yang baik. Oleh sebab itu dalam menulis, penulis harus mengenali dan memahami gaya bahasa yang ia gunakan. Bagaimana cara mengetahuinya? Anda bisa membaca ulang tulisan di media sosial, tulisan pada pesan singkat, atau berbagai tulisan yang pernah Anda buat. Kira-kira, tulisan manakah yang Anda tulis dengan secara mengalir sehingga Anda tidak kesulitan dalam merangkai kata. Dengan mengenal gaya penulisan tersebut, selain akan lebih memudahkan dalam menulis, Anda juga lebih efektif dalam menulis karena kata demi kata akan mengalir ketika Anda menulis buku sesuai dengan gaya penulisan atau gaya bahasa yang biasa digunakan biasanya. Beda halnya dengan jika penulis menulis buku dengan gaya penulisan atau gaya bahasa yang bertentangan dengan yang biasa dilakukan, maka penulis akan lebih kesulitan dalam menyelesaikan tulisan atau bahkan tidak selesai tepat pada waktunya. 5. Menetapkan Target Waktu Penulisan Buku dengan Time Line Teknik menulis buku bagi pemula yang tak boleh dilupakan dan ditinggalkan adalah menetapkan target waktu penulisan buku. Seringkali, penulis hanya menyelesaikan tulisannya sesuai waktu yang ia tentukan sendiri. Sehingga bisa jadi tulisan justru selesai di luar target atau tidak sesuai dengan yang ditentukan. Oleh sebab itu, penulis wajib menentukan target waktu penulisan buku secara jelas dengan membuat timeline. Dengan membuat timeline, maka penulis bisa menyelesaikan buku sesuai dengan target yang sudah mereka tentukan sendiri. Timeline atau garis waktu dibuat serealistis mungkin agar penulis lebih terarah dan terukur. Dengan demikian, proses penulisan bisa berjalan secara efektif dan efisien serta penuh dengan komitmen, sehingga tulisan yang dihasilkan tidak hanya selesai tepat waktu tetapi juga berkualitas dan bisa dipertanggungjawabkan dengan baik oleh penulisnya, meski yang menulis adalah penulis pemula. 6. Drafting Penulisan Naskah Buku Setelah itu, penulis juga harus melakukan drafting penulisan naskah buku. Ini penting dilakukan dengan cara memperhatikan outline atau kerangka yang sudah dibuat di awal tadi. Penulis juga harus kembali melihat timeline yang telah dibuat, agar drafting penulisan bisa berjalan terarah sesuai dengan maksud dan tujuan. Sama halnya dengan kemudahan yang ditawarkan saat membuat kerangka tadi, melakukan drafting penulisan penting apabila penulis mengalami stuck saat menulis, maka bisa melompati materi yang belum terpikirkan tersebut dan berlanjut ke draft lainnya yang sudah disusun. 7. Mulailah dengan Awal yang Menarik Saat penulis mulai menulis buku, biasanya ambisi penulis akan lebih dominan. Ambisi yang biasa diterapkan adalah menulis buku baik. Meski memiliki ambisi yang baik, namun ada baiknya penulis pemula lebih mengedepankan mengawali menulis dengan hal yang menarik. Tidak masalah jika penulis menulis atau mengawali buku dengan hal yang ringan namun menarik, dengan demikian, buku akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh pembaca dan penulis juga akan lebih mudah menyelesaikan buku karena tulisannya mengalir begitu saja. Namun jika ambisi yang dikedepankan, bukan tidak mungkin di tengah menulis penulis mengalami kebosanan dan stuck karena tenaganya terbuang di awal menulis. Ibaratkan menulis ini seperti menyelami lautan. Ketika saat pertama menyelam menemukan hal menarik, tentu penyelam akan terus menyelam lebih dalam. Tetapi ketika penyelam menemukan hal yang menakutkan saat pertama menyelam, bukan tidak mungkin ia akan berhenti menyelam dan naik lagi ke permukaan karena tidak tertarik dengan kedalaman laut selanjutnya. Terus berpikir kreatif dan juga sampaikan materi atau isi buku semenarik mungkin agar pembaca juga dapat menyelesaikan buku dengan baik. 8. Pikirkan Pembaca Anda Penulis yang baik adalah penulis yang dapat menulis atau menciptakan buku yang baik bagi pembacanya. Artinya, dalam menulis buku penulis juga harus memikirkan bagaimana pembaca yang nantinya akan membaca buku tersebut. Meski menulis adalah bentuk ekspresi dari buah pemikiran penulis, namun penulis harus mengetahui apa yang disukai pembaca. Cara mengetahui apa yang disukai pembaca adalah dengan melakukan riset pada situs penjualan buku. Kira-kira buku apa yang disukai dan laris di pasaran dan bagaimana cara penyampaian pesan atau informasi di dalam buku best sellers tersebut. Dengan demikian, selain menulis sesuai keinginan dan harapan, penulis juga mampu memahami permintaan dan target pasarnya. Baca Juga Tips Produktif Menulis 15+ Cara Memulai Menulis 10+ Tempat yang Cocok untuk Menulis Langkah Menulis Cerpen Bagi Pemula 9. Siapkan Ruang Menulis Penulis sering fokus pada teknik menulis buku bagi pemula saja sehingga melupakan kenyamanan diri sendiri. Ternyata penting untuk penulis memperhatikan kenyamanan pribadinya saat menulis, salah satunya dengan menyiapkan ruang menulis senyaman mungkin. Ketika penulis memiliki ruang menulis yang nyaman, otomatis penulis akan nyaman menulis dan merasa menulis adalah hal menyenangkan dan tidak membosankan. Oleh sebab itu, penulis harus mencari ruang atau tempat menulis senyaman mungkin. Jika di rumah, bisa memilih tempat favorit dan memilih waktu menulis sesuai dengan kapan penulis memiliki konsentrasi tinggi. Selain itu, bisa juga penulis sesekali menulis di luar rumah, misalnya di co-working space dan lain sebagainya untuk refreshing agar kegiatan menulis bisa berjalan menyenangkan, nyaman, dan tidak membosankan. 10. Jaga Motivasi Menulis Penulis juga harus menjaga motivasi diri sendiri saat menulis. Ini adalah hal yang paling sulit. Kebanyakan penulis sangat semangat saat awal menulis, namun ketika di tengah jalan menghadapi distraksi, maka akan malas dan menunda menyelesaikan tulisan. Oleh sebab itu, penulis harus terus menjaga motivasi menulis. Penulis bisa melakukan hal yang menyenangkan ketika mengalami kebosanan. Misalnya dengan membaca lagi tulisan yang ditulis, mengoreksi kesalahan, mencari materi yang lebih luwes dan menyenangkan untuk ditulis, dan lain sebagainya. Jangan lupa untuk memberi persembahan atau hadiah bagi diri sendiri agar motivasi penulis tetap terjaga. 11. Terus Belajar dan Sering Latihan Teknik menulis buku bagi pemula yang harus terus dilakukan adalah terus belajar dan sering latihan. Meski nampaknya sepele, belajar dan berlatih ini kerap diabaikan oleh para penulis. Penulis kadang lupa bahwa keterampilan menulis harus terus diasah dan di-upgrade, beberapa caranya dengan terus belajar dan sering latihan menulis. Jika penulis mau belajar dari berbagai seminar atau workshop, mengikuti komunitas, dan lain sebagainya, maka wawasan penulis akan bertambah luas dan penulis mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi karena menerima masukan dan juga ilmu dari luar. Sama halnya dengan belajar, berlatih juga penting dilakukan. Ketika penulis rajin melakukan latihan menulis buku, maka penulis akan ahli juga dalam menulis buku dan lancar saat menyelesaikan target tulisan. Maka dari itu, jadikanlah menulis buku ini sebagai kebiasaan dan juga hobi yang menyenangkan. Dengan demikian, belajar menulis bukan jadi hal yang sulit atau hal yang membosankan, tetapi jadi hal yang menyenangkan. Dengan belajar dan terus berlatih, maka tidak hanya penulis saja yang mendapatkan manfaatnya, namun buku yang ditulis dan pembaca tersebut dapat mengambil manfaat yakni membaca buku yang berkualitas yang ditulis oleh penulis yang berwawasan luas dan memiliki keterampilan yang mumpuni. 12. Terbitkan Buku-buku Hasil Karya Anda Teknik menulis buku bagi pemula yang terakhir adalah jangan malu dan jangan takut menerbitkan buku-buku hasil karya Anda. Jika Anda kesulitan mencari penerbit atau masih ragu dalam mencari penerbit, Anda bisa menjadikan Penerbit Deepublish sebagai pilihannya. Mengapa Deepublish? Tak hanya dapat menerbitkan buku saja, Deepublish dapat membantu penulis untuk konsultasi mengenai buku atau hasil karya yang sudah ditulis sehingga dapat meyakinkan penulis bahwa karyanya adalah layak untuk dipublikasi. Selain itu, Penerbit Deepublish juga tidak mematok biaya produksi yang mahal dan tergolong murah. Penulis dapat mendapatkan keuntungan lainnya karena Penerbit Deepublish sering ikut berbagai pameran buku sehingga buku yang Anda tulis bisa jadi salah satu buku favorit yang akan dibawa ke pameran dan berbagai penawaran menarik lainnya. Artikel Terkait Langkah-Langkah Menulis Puisi Langkah Menulis Cerpen Bagi Pemula Langkah Menulis Karya Ilmiah Tahap Menulis Buku yang Perlu Diketahui 5 Tahapan Menulis Buku dengan Mudah Tahapan Menerbitkan Buku Tahap Penulisan Buku Cara Menulis Cerpen yang Baik Langkah Menulis Puisi Cara Riset dalam Menulis Novel Menulis dengan Judul yang Menarik untuk Dibaca 1 Posisi duduk yang tepat saat menulis adalah badan tegak dan tidak membungkuk 2. Kita tidak boleh memegang pensil dengan cara menggenggam karena tulisan kita akan menjadi jelek. 3. Buku tulis diletakkan di meja saat menulis. 4. Akibat jika jarak antara mata dan buku tulis terlalu dekat adalah mata kita akan cepat lelah dan bisa merusak mata.
TĂ©lĂ©charger l'article TĂ©lĂ©charger l'article Écrire un bon livre est une vraie prouesse. Votre livre pourrait vous rendre cĂ©lĂšbre et ou millionnaire 
 ou prendre la poussiĂšre dans les librairies. La plupart d’entre nous prĂ©fĂšre probablement la premiĂšre option ! Apprenez quelques techniques qui feront de vous une star de la littĂ©rature. Commencez par vous fixer des objectifs quotidiens et rĂ©alistes. Une fois que vous avez Ă©crit votre livre, Ă©tudiez les diffĂ©rentes options qui vous permettront de le publier. Avant d’écrire votre chef-d’Ɠuvre, gardez en tĂȘte que faire publier un livre n’est pas chose facile, en particulier si vous souhaitez ĂȘtre publiĂ© par une grande maison d’édition. PrĂ©parez-vous Ă  rencontrer des dĂ©ceptions et des Ă©checs. Ne laissez pas pour autant ces obstacles vous dĂ©courager. AprĂšs tout, bien des auteurs cĂ©lĂšbres ont essuyĂ© des dizaines et des dizaines de refus. Qui sait ? Vous pourriez rejoindre les rangs de JK Rowling, Bernard Werber, James Patterson et autres auteurs accomplis. 1 Commencez par former des idĂ©es. Notez vos idĂ©es, puis sĂ©lectionnez celles sur lesquelles vous souhaitez travailler. Commencez par dĂ©terminer le type de livre que vous aimeriez prĂ©senter. Serait-ce un livre Ă©ducatif couvrant des sujets comme les maths, la science ou le domaine des affaires et de la finance ? Peut-ĂȘtre serait-ce un roman ou encore une autobiographie. Vous pourrez choisir le genre que vous voudrez. Vous devrez simplement choisir une idĂ©e et la suivre jusqu’au bout. Stephen King, un auteur d'Ă©pouvante trĂšs connu, a dĂ©clarĂ© ne pas Ă©crire ses idĂ©es dans un cahier. Pour lui, Le carnet d’un Ă©crivain est la meilleure façon au monde d’immortaliser les mauvaises idĂ©es [1] . » Cela ne devra pas vous empĂȘcher de mettre vos idĂ©es par Ă©crit, dans un carnet que vous pourrez emporter partout avec vous. Si cette approche vous convient, notez les idĂ©es qui vous viennent Ă  l’esprit. Veillez cependant Ă  ne pas noter tout ce qu’il vous passe par la tĂȘte. Demandez-vous si l’idĂ©e en question est suffisamment bonne pour que vous vous en souveniez le lendemain si vous ne la mettiez pas par Ă©crit. Une fois que vous trouvez l’inspiration pour une idĂ©e sur laquelle vous voulez travailler, commencez Ă  Ă©crire. 2 N’ayez pas peur de faire des erreurs. Vous pourrez toujours les corriger plus tard. Les meilleures histoires prennent forme en s’attelant Ă  leur Ă©criture, sans se concentrer sur la moindre erreur. Si vous relisez sans cesse ce que vous avez Ă©crit, vous aurez probablement envie d’apporter constamment des modifications Ă  votre texte, au lieu de poursuivre votre histoire. Lorsque vous Ă©crivez un livre avec l’espoir de le publier, vous devrez Ă©crire de nombreux brouillons avant que l’ouvrage soit prĂȘt Ă  ĂȘtre prĂ©sentĂ© Ă  un Ă©diteur. Certains de ces brouillons apporteront surement des changements majeurs Ă  votre histoire. Alors que vous commencez tout juste Ă  Ă©crire, vous devrez crĂ©er un monde et mettre vos idĂ©es par Ă©crit. Construisez des personnages. Certains livres sont avant tout centrĂ©s autour d’une intrigue. Cependant, les livres qui ont le plus de succĂšs sont gĂ©nĂ©ralement davantage centrĂ©s autour des personnages et de l’importance de la situation dans laquelle ils se trouvent. Si l’intrigue permet de faire avancer l’histoire, ce sont les liens entre les personnages qui font vendre le livre. Cela s’applique aussi bien que vous Ă©criviez de la fantaisie, comme Harry Potter ou un roman, comme Freedom, de Jonathan Franzen. Concentrez-vous sur qui » fait partie de l’histoire. Les quand, quoi, oĂč, pourquoi et comment » viendront naturellement [2] . 3 Fixez-vous des objectifs quotidiens. Il ne sera pas nĂ©cessaire de vous imposer une limite Ă  ce que vous pourrez Ă©crire chaque jour. Cependant, fixez-vous un minimum. Cela vous aidera Ă  vous concentrer sur l’histoire. Que vous vous fixiez pour objectif d’écrire 300 mots par jour ou bien d’écrire une heure par jour, cela vous aidera Ă  avancer dans votre travail. 300 mots par jour ne reprĂ©sentent peut-ĂȘtre pas beaucoup, mais ce sera tout de mĂȘme un bon point de dĂ©part. Si vous ĂȘtes un Ă©crivain dĂ©butant ou que vous n’avez pas beaucoup de temps, fixez-vous un petit objectif, que vous atteindrez facilement. Les objectifs plus importants seront difficiles Ă  atteindre et pourraient parfois vous dĂ©courager d’écrire. Vous devrez avancer pas Ă  pas, afin d’atteindre votre objectif final. Vous pourrez augmenter votre objectif quotidien alors que vous progressez ou si vous avez davantage de temps Ă  consacrer Ă  l’écriture. Assurez-vous simplement de vous y tenir. MĂȘme lorsque vous peinez Ă  Ă©crire, forcez-vous et atteignez vos objectifs. Vous ne pourrez jamais savoir lorsque l’inspiration se fera sentir. Installez-vous pour travailler dans un endroit calme et isolĂ©. Un endroit calme oĂč vous pourrez vous concentrer et que vous pourrez vous approprier sera trĂšs prĂ©cieux. MĂȘme si vous vous installez au cafĂ© du coin, trouvez un coin oĂč vous ne serez pas trop distrait. 4 Soyez assidu. Beaucoup d’écrivains commencent avec beaucoup d’entrain, puis se laissent rapidement distraire, alors que le processus d’écriture les frustre ou les ennuie. L’une des façons les plus simples d’éviter cela sera simplement de vous assoir Ă  votre bureau et de vous mettre Ă  Ă©crire. Atteindre constamment vos objectifs quotidiens vous aidera Ă  avancer. Le simple fait de vous assoir Ă  votre bureau et de noircir les pages vous aidera Ă  faire de votre rĂȘve une rĂ©alitĂ©. En plus de vous fixer un objectif quotidien, essayez de rĂ©server un moment de la journĂ©e Ă  l’écriture. John Grisham, qui a publiĂ© de nombreux bestsellers, a commencĂ© sa carriĂšre d’écrivain alors qu’il Ă©tait avocat. Il se levait trĂšs tĂŽt chaque matin et Ă©crivait une page. Faites de l’écriture une habitude dont vous ne pourrez pas vous dĂ©faire. Trouvez un endroit unique oĂč vous installer pour Ă©crire et Ă©crivez chaque jour Ă  la mĂȘme heure de la journĂ©e. 5 Demandez des retours tĂŽt dans le processus. Bien que vous puissiez ĂȘtre protecteur Ă  l’égard de votre travail et vouloir le garder secret jusqu’à ce qu’il soit prĂȘt, ne faites pas cela. Demandez frĂ©quemment l’avis de gens qui sauront ĂȘtre honnĂȘtes avec vous quant Ă  votre travail. Demandez-leur leur avis tĂŽt dans le processus de crĂ©ation. Vous pourriez Ă©galement rejoindre un atelier d’écriture. Ces groupes vous aideront Ă  donner vie Ă  vos idĂ©es, vous permettront d’avoir des retours sur votre texte et vous obligeront Ă  poursuivre votre travail. Recourez Ă  Internet. Si vous ĂȘtes nerveux Ă  l’idĂ©e de montrer votre travail Ă  quelqu’un que vous connaissez, inscrivez-vous sur un forum en ligne. Trouvez un forum sur lequel vous pourrez Ă©changer avec d’autres Ă©crivains qui vous donneront leur avis sur votre travail et avec lesquels vous pourrez partager vos idĂ©es. Sur ce type de plateformes, vous pourrez choisir parmi diffĂ©rentes options pour vous faire aider dans votre travail [3] . PublicitĂ© 1 CatĂ©gorisez votre livre. Une fois que vous avez terminĂ© de rĂ©diger votre histoire, assurez-vous qu’elle correspond aux directives que les Ă©diteurs Allen & Unwin imposent. Les Ɠuvres Fiction junior. Pour les lecteurs dĂ©butants, entre 5 et 8 ans, de 5 000 Ă  10 000 mots. Pour les lecteurs assurĂ©s, entre 7 et 10 ans, de 10 000 Ă  30 000 mots. Pour les lecteurs intermĂ©diaires, entre 11 et 14 ans, de 30 000 Ă  55 000 mots. Les romans pour jeunes adultes. Pour les lecteurs adolescents, entre 13 et 16 ans, de 40 000 Ă  60 000 mots. Pour les adolescents plus murs et les lecteurs plus ĂągĂ©s, de 15 ans et plus, de 40 000 Ă  100 000 mots. Pour une liste plus complĂšte et pour davantage d’informations sur l’écriture et la publication d’un livre, consultez les sites Internet des maisons d’édition qui vous intĂ©ressent. 2 Relisez et modifiez votre histoire. Ne pensez pas qu’à un certain point, vous deviez arrĂȘter de reprendre votre histoire. Modifiez votre texte autant de fois que nĂ©cessaire. Si vous devez donner au processus de correction autant d’attention, si ce n’est plus, qu’au processus d’écriture lui-mĂȘme, vous devrez aussi savoir faire une pause. Vous vivez probablement depuis quelque temps dans l’histoire que vous crĂ©ez et il est temps pour vous de prendre des vacances. En vous accordant du temps, vous entrerez plus facilement dans l’état d’esprit propre Ă  la correction. Lors de cette Ă©tape, vous devrez relire votre travail Ă  froid, ĂȘtre prĂȘt Ă  faire les coupes et les changements nĂ©cessaires. Lorsque vous commencez Ă  corriger votre texte, modifiez le texte autant que nĂ©cessaire, mais ne le modifiez pas lorsque vous ne savez pas d’oĂč vient le problĂšme. Si vous n’avez pas de solution concrĂšte Ă  apporter, vous dĂ©truirez votre histoire et ne saurez pas comment la remettre en place. Il est possible de trop corriger » un texte, et cela est dangereux. Pour cela, demandez Ă  d’autres personnes de relire votre travail. Une autre paire d’yeux pourra remarquer des failles que vous avez laissĂ© passer parce que vous Ă©tiez trop prĂšs de votre travail. Demandez Ă  une personne en qui vous avez confiance de vous faire un retour et d’annoter votre texte. Jusqu’à maintenant, vous avez travaillĂ© dans un trou noir. Vous pourriez avoir du mal Ă  repĂ©rer certains passages qui mĂ©riteraient d’ĂȘtre retravaillĂ©s. Lisez les notes des autres, puis mettez-les de cĂŽtĂ©. Vous pourriez ne pas aimer ce que la personne a Ă©crit de votre texte. Lisez ces notes, dĂ©compressez, puis aprĂšs quelque temps, reprenez votre brouillon et incorporez les suggestions utiles. Oubliez celles qui ne le sont pas. 3 Demandez Ă  un rĂ©viseur de lire votre livre. Une fois que vous avez repris votre livre, une ou plusieurs fois, le moment sera venu de faire lire votre Ɠuvre par un vĂ©ritable rĂ©viseur. RĂ©viser un texte et l’écrire sont deux choses diffĂ©rentes. Vous aurez besoin de faire lire votre travail par quelqu’un qui saura dĂ©construire un livre, trouver les problĂšmes et vous donner des conseils sur la façon de reconstruire dĂ©finitivement votre histoire [4] . Recourir aux services d’un rĂ©viseur professionnel sera tout particuliĂšrement utile si vous avez l’intention d’autoĂ©diter votre livre. La derniĂšre chose que vous voudriez serait de laisser apparaitre une faute d’orthographe majestueuse dans votre livre, aprĂšs tout ce dur labeur. Un bon rĂ©viseur sera en mesure d’apporter de la clartĂ© et de la fluiditĂ© Ă  votre narration, sans changer votre voix. Votre rĂ©viseur apportera un regard objectif bienvenu Ă  votre travail et vous aidera non seulement Ă  corriger vos petites erreurs, mais Ă©galement Ă  mettre l’histoire en valeur, en l’édulcorant de tous les Ă©lĂ©ments superflus. Au final, l’aide d’un rĂ©viseur vous aidera Ă  obtenir un livre de qualitĂ© professionnelle. 4 Lisez une derniĂšre fois votre livre. Une fois que votre rĂ©viseur et vous aurez repris votre livre et lui aurez donnĂ© sa forme finale, assurez-vous que tout soit en ordre. Assurez-vous d’avoir trouvĂ© un bon titre que vous soyez prĂȘt Ă  garder. Commencez Ă  faire monter le buzz sur les rĂ©seaux sociaux. CrĂ©ez une page Facebook et un profile Twitter pour votre livre. Soyez actif sur ces comptes et publiez des nouvelles relatives au livre et autres informations pertinentes. PublicitĂ© 1 Pensez Ă  engager un agent. Un agent travaillera pour vous et vous aidera Ă  faire publier et vendre votre livre. Les agents ont de nombreux contacts dans le secteur. Cependant, si vous ĂȘtes nouveau dans le milieu, vous pourriez remarquer que les agents sont insaisissables et pas toujours faciles Ă  contacter [5] . Vous n’aurez pas obligatoirement besoin d’un agent. Si vous prĂ©voyez d’autoĂ©diter votre ouvrage, vous pourriez vous passer de l’aide d’un agent. Vous pourrez rechercher un agent sur le site du SFAAL Syndicat français des agents artistiques et littĂ©raires. Vous pourrez passer diffĂ©rents profils de professionnels en revue et voir les types d’ouvrages sur lesquels ils travaillent [6] . Assurez-vous de lire les rĂšgles de soumission de l’agent avant de lui prĂ©senter votre travail. GĂ©nĂ©ralement, vous devrez joindre les documents suivants. Une lettre d’accroche d’une page, dĂ©crivant votre travail. Le synopsis du livre. Un rĂ©sumĂ© de votre histoire. Si vous Ă©crivez de la littĂ©rature non romanesque, un document trĂšs dĂ©taillĂ©, d’environ 20 Ă  30 pages, expliquant pourquoi votre livre mĂ©rite d’ĂȘtre publiĂ© [7] . Quelques chapitres de l’ouvrage ou bien le manuscrit complet. 2 Renseignez-vous sur diffĂ©rentes maisons d’édition. Vous pourriez choisir d’autoĂ©diter votre ouvrage, mais si vous souhaitez toucher un large public, sachez qu’il sera prĂ©fĂ©rable d’ĂȘtre publiĂ© par une grande maison d’édition. Certaines maisons d’édition choisissent de ne publier ou mĂȘme de ne lire, que les manuscrits prĂ©sentĂ©s par un agent. Les agents et les maisons d’édition aiment Ă©galement les ouvrages Ă©crits par des auteurs dĂ©jĂ  connus. Cependant, cela ne veut pas dire qu’il vous sera impossible d’attirer leur attention. Ces professionnels voudront s’assurer que vous avez une audience et savez vous vendre vous-mĂȘme sur les rĂ©seaux sociaux. Certaines maisons d’édition, comme Penguin ou Allen & Unwin liront votre manuscrit, mĂȘme si vous n’ĂȘtes pas reprĂ©sentĂ© par un agent. Renseignez-vous sur les options d’autoĂ©dition [8] . L’autoĂ©dition peut sembler une bonne option pour court-circuiter tout un tas de gens qui vous opposeront un refus. Cela demande en fait beaucoup de travail et la raison pour laquelle il existe des maisons d’édition est justement que ces professionnels savent comment s’y prendre. Si vous optez pour l’autoĂ©dition et souhaitez publier des livres physiques, vous devrez trouver un bon distributeur. Vous pourriez Ă©galement publier votre livre sous forme d’ebook sur le site d’autoĂ©dition d’Amazon [9] . 3 Affinez vos options d’édition. Une fois que vous avez choisi quelques maisons d’édition plus vous en aurez choisi, mieux ce sera, commencez Ă  vous renseigner plus amplement sur celles-ci. Certaines ne publient que des livres pour adultes et seulement certains genres littĂ©raires, alors que d’autres accepteront de plus nombreux ouvrages. Vous devriez trouver toutes ces informations sur le site de la maison d’édition. Certaines imposent certaines rĂšgles et une limite du nombre de mots, ou si vous devez ĂȘtre reprĂ©sentĂ© ou non par un agent. Presque toutes les maisons d’édition exigeront un manuscrit physique imprimĂ© de votre livre. Gardez Ă©galement les caractĂ©ristiques imposĂ©es en tĂȘte. Certains Ă©diteurs prĂ©fĂšrent lorsque l’interligne est double et que le texte est Ă©crit dans une certaine police et Ă  une certaine taille. Respectez les rĂšgles imposĂ©es. N’envoyez pas votre texte par email ou sur un CD, Ă  moins d’ĂȘtre sĂ»r que la maison d’édition accepte ces formats. N’envoyez jamais votre manuscrit original ou votre seul et unique manuscrit ! Le texte envoyĂ© ne vous sera pas restituĂ©. 4 Envisagez l’autoĂ©dition en ligne. AutoĂ©diter un ebook est une option rĂ©aliste et courante. La façon la plus facile sera de recourir Ă  la mĂ©thode Amazon’s Kindle Direct Publishing. Vous pourrez simplement tĂ©lĂ©charger votre manuscrit sur la plateforme et commencer Ă  vendre votre livre. L’utilisation du service KDP est gratuite, mais Amazon retiendra jusqu’à 70 % de vos profits. Si vous autoĂ©ditez sur Internet, assurez-vous d’avoir fait relire votre travail par un professionnel et d’avoir fait faire la couverture par un designer graphique professionnel. Si vous recourez Ă  cette mĂ©thode, vous devrez Ă©galement travailler seul Ă  la promotion de votre ouvrage. Soyez rĂ©aliste. Vous ne deviendrez probablement pas la prochaine star du monde littĂ©raire avec votre premier ouvrage. Vous ne deviendrez pas cĂ©lĂšbre du jour au lendemain. GĂ©nĂ©ralement, acquĂ©rir une solide rĂ©putation demande des annĂ©es de travail et la publication de plusieurs livres. 5 Attendez et faites preuve de patience. Envoyez votre ouvrage au plus grand nombre de maisons d’édition possible. Vous pourriez devoir attendre jusqu’à 4 mois, voire plus, pour que votre livre soit lu. Si un Ă©diteur accepte votre livre, fĂ©licitations ! Vous verrez bientĂŽt votre ouvrage dans les magasins. Cependant, la maison d’édition ne se chargera pas forcĂ©ment de la promotion. Ce sera le travail d’un agent. Heureusement, une fois que votre travail aura Ă©tĂ© retenu par une maison d’édition, il ne vous sera gĂ©nĂ©ralement pas difficile de trouver un agent. Gardez tout de mĂȘme en tĂȘte que dans la plupart des cas, vous devrez vous charger vous-mĂȘme de la promotion de votre livre. PublicitĂ© Conseils Sachez que, quel que soit votre Ăąge, la plupart des maisons d’édition publieront votre travail s’il est bon. Soyez prĂȘt Ă  faire face aux critiques et faites-en bon usage. Relisez toujours votre manuscrit avant de le prĂ©senter Ă  un Ă©diteur. Aucune maison d’édition n’acceptera votre travail s’il est plein d’erreurs de grammaire ou d’incohĂ©rences. Sachez aussi qu’il pourrait ĂȘtre prĂ©fĂ©rable de recourir au service d’un rĂ©viseur professionnel. Écrivez ! Si tout le monde ne s’y prend pas de la mĂȘme façon, il est gĂ©nĂ©ralement conseillĂ© d’écrire autant que possible alors que les idĂ©es sont fraiches dans votre tĂȘte et de reprendre le texte plus tard. Les maisons d’édition ne se chargeront pas toujours de la promotion de votre livre. Ce sera Ă  vous, l’auteur, de vous en charger. L’éditeur vendra le produit, mais ne fera pas sa promotion ou peut-ĂȘtre seulement sur son site Internet. Parlez de votre travail Ă  vos amis et Ă  votre famille et distribuez des prospectus un petit peu partout. CrĂ©ez des pages sur les rĂ©seaux sociaux pour faire le buzz. Vous pourriez mĂȘme demander Ă  une librairie de votre ville de vous aider Ă  faire connaitre votre ouvrage. Tentez votre chance auprĂšs de nombreuses maisons d’édition. Certaines s’intĂ©resseront Ă  votre travail. Concentrez-vous sur l’histoire que vous ĂȘtes en train d’écrire. Si vous avez une autre idĂ©e, mettez-la par Ă©crit et voyez si vous pouvez l’inclure Ă  votre travail, sans mener l’histoire dans une direction tout Ă  fait diffĂ©rente. Ne vous souciez pas encore de savoir si les gens apprĂ©cieront votre travail ou non. Tout le monde ne lit pas les mĂȘmes genres et n’aime pas le mĂȘme type d’histoires. Avant de commencer Ă  Ă©crire, commencez toujours par faire un plan. Que ce soit dans votre tĂȘte ou sur papier, faites un plan. Cela vous Ă©vitera d’écrire une histoire sans queue ni tĂȘte. Si vous essuyez le refus d’une maison d’édition, poursuivez vos efforts. Rowling s’est vu opposer 14 refus pour Harry Potter et la pierre philosophale, avant de trouver un Ă©diteur qui a adorĂ© le livre. Essayez une application qui permet au public de lire vos histoires. Les lecteurs vous feront remarquer les erreurs et vous pourrez Ă©galement relire le travail d’autres auteurs. PublicitĂ© À propos de ce wikiHow Cette page a Ă©tĂ© consultĂ©e 25 310 fois. Cet article vous a-t-il Ă©tĂ© utile ?
A Cara Penulisan Huruf Kapital Yang Benar 1. Huruf kapital digunakan sebagai penggunaan huruf pertama dalam ungkapan yang berkaitan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya. Contohnya: - Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - Qur'an, Alkitab, Injil, Taurat - Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha

Daftar Pustaka – Pengantar Teman-teman pernah mendengar istilah plagiat? Situasi ini bisa terjadi karena penulis tidak mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan yang dibuatnya. Dalam dunia sekolah pun, teman-teman bisa saja terjebak dalam keadaan ini jika tidak mampu menuliskan sumber referensi dari makalah yang dibuat dengan baik dan benar. sumber gambar Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak yang kesulitan menerapkan penulisan daftar pustaka yang benar dalam akhir tulisannya. Tanda baca dan urutan selama penulisannya menjadi momok yang membuat seseorang terburu malas untuk mencantumkan berbagai referensi sumber dari tulisannya. Supaya teman-teman tidak dicap sebagai plagiat dan dapat menuliskannya secara tepat, berikut ini panduan cara menulis daftar pustaka yang tepat sesuai dengan jenis sumber yang dipakai. Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Buku Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis daftar pustaka dari sumber buku. Namun, hal paling utama adalah memperhatikan urutan dan tanda bacanya. Berikut adalah urutan sebuah referensi dari buku. 1. Nama Nama penulis ditulis paling awal. Ingatlah untuk selalu menuliskan nama belakang penulis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma , setelah itu cantumkan nama depan dan tengah penulis buku tersebut. Jika buku tersebut merupakan karya dari dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya berada setelahnya dengan urutan yang sesuai nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama penulis dicantumkan lengkap dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut tidak perlu dituliskan. 2. Tahun Terbit Setelah nama, cantumkan tahun terbit dari buku yang teman-teman gunakan sebagai referensi. Jangan terkecoh pada angka tahun cetakan awal sebab bisa saja buku yang kamu pakai merupakan cetakan kedua, ketiga, ataupun terakhir. 3. Judul Buku Tuliskan judul bukumu secara lengkap. Jangan lupa, penulisan judul dibuat dengan italic miring. 4. Kota dan Nama Penerbit Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah mencantumkan kota penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan nama kota, baru diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua . Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tanda batas dari tiap urutan. Pastikan teman-teman menggunakan tanda titik . untuk membatasi urutan nama, tahun terbit, judul buku, hingga kota dan nama penerbit. Contoh Daftar Pustaka dari Buku Data Buku Judul Family Medical Care Volume 4 Penulis Dr. John F. Knight Penerbit Indonesia Publishing House Kota Penerbit Bandung Tahun Terbit 2001 Cara Penulisan Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung Indonesia Publishing House. Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal, Koran, atau Majalah Tidak berbeda jauh dengan penulisan dari sumber berupa buku, teman-teman pun perlu mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, hingga kota dan nama penerbit. Hanya saja, ada perbedaan penulisan untuk beberapa urutan tersebut, yakni sebagai berikut. 1. Nama Pastikan nama yang teman-teman tulis dalam daftar pustaka artikel tersebut adalah penulis artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi sumber referensi. 2. Judul Dahulukan penulisan judul artikel yang menjadi sumber referensi. Penulisan tidak dengan format italic, melainkan tegak lurus dengan pemberian tanda kutip “ pembuka dan penutup. Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan sumber jurnal ataupun majalah yang memuat artikel tersebut. Penulisan nama jurnal, majalah, atau koran baru dicetak miring. Ikutkan di halaman berapa artikel tersebut dimuat yang ditulis dalam tanda kurung [
]. Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal Data Artikel Judul Jurnal Sirok Bastra Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 Judul Artikel Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang Penulis Umar Solikhan Penerbit Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kota Terbit Pangkalpinang Tahun Terbit 2013 Cara Penulisan Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 hlm. 123-129. Pangkalpinang Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penulisan Daftar Pustaka dari Internet Selain artikel cetak, tidak jarang seseorang mengambil sumber tulisannya dari artikel-artikel di internet dalam Untuk penulisan daftar pustaka dari internet seperti ini, urutannya adalah sebagai berikut 1. Nama Cara penulisan nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan nama dari sumber buku maupun artikel cetak. 2. Tahun Penayangan Tuliskan tahun penayangan dari artikel tersebut. 3. Judul Judul artikel daring tidak ditulis secara italic, melainkan hanya diapit tanda kutip “. 4. URL Jangan lupa menyalin alamat URL dari artikel tersebut agar dapat diakses jika ada yang ingin membuktikan kesahihannya. 5. Waktu Pengambilan Di bagian akhir, jangan lupa mencantumkan waktu pengambilan artikel daring itu secara lengkap, yakni tanggal dan jam saat kamu mengunduh ataupun menjadikannya referensi. Selain urutan, masalah tanda batas dalam daftar pustaka artikel internet/daring agak berbeda dengan penulisan dari sumber cetak. Tanda titik . sebagai batas hanya berlaku untuk mengakhiri nama penulis dan tahun penayangan. Sementara itu, pembatasan dari judul ke URL dan dari URL ke waktu pengambilan data berupa tanda koma ,. Contoh Daftar Pustaka dari Internet Artikel Daring Data Artikel Judul Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global? Penulis Jeko Iqbal Reza Tanggal Tayang 29 Agustus 2015 Waktu Akses 10 Februari 2016, pukul URL Cara Penulisan Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”, diakses pada 10 Februari 2016 pukul Kontributor Teodora Nirmala Fau, Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI Materi lainnya Majas Unsur Intrinsik Puisi Unsur Intrinsik Cerpen

tc2MNF.
  • t40c0ays4c.pages.dev/395
  • t40c0ays4c.pages.dev/278
  • t40c0ays4c.pages.dev/314
  • t40c0ays4c.pages.dev/229
  • t40c0ays4c.pages.dev/229
  • t40c0ays4c.pages.dev/2
  • t40c0ays4c.pages.dev/513
  • t40c0ays4c.pages.dev/173
  • dimanakah letak buku yang benar saat menulis